Sudahkah anda menjadi berkat? - Pelayanan ke jemaat Ciampea

Ciampea.

Pertama kali gue mendengar nama itu disebutkan, gue engga kebayang itu nama apa.
Bahkan setelah gue dikasih tau kalau itu nama tempat, gue tetap blm tau iu nama daerah yang bagaimana.
Yang gue tau hanya, kami akan kesana, sharing tentang indahnya kasih dan rencana Tuhan ke orang-orang disana.

Kami sudah berencana ketempat itu kalau engga salah sejak awal Oktober, dan kemudian akhir Oktober baru kami benar-benar berusaha mengambil waktu untuk menentukan fixed date dan segala perencanaan yang lainnya.
Awalnya tujuan utama kami kesana adalah untuk membawakan lagu spesial, kemudian kami  akan membawa acara inti di PA yaitu Bible Study.
Tapi semakin merencanakan,
semakin timbul dorongan di hati kami masing-masing untuk membawakan pelayanan disana lebih lengkap lagi.
Akhirnya ditentukanlah pelayan-pelayan Allah untuk mengambil bagian disana. 
Kami akan mengambil bagian semua part acara dari pagi sampai sore, kecuali kotbah.
Engga tau kenapa waktu gue ngeliat jadwal kotbah yang dikosongkan itu, gue tiba-tiba ajah bilang gini, "eh yang kotbah siapa? Gue ajah lah? Biar lengkap pelayanan kita nanti.hahaha"
Iya. Gue ngomong itu pakai 'hahaha' diakhirnya. Bukan karna gue engga serius. 
Tujuannya hanya supaya mereka engga terlalu menanggapi kalimat awal gue. Soalnya inti pembicaraan gue hanya yang di kalimat akhirnya ajah.
Tapi mungkin karna Tuhan pengen gue belajar menjadi seorang pelayan yang berani menyaksikan keseluruhan berkat Tuhan, omongan gue itu terlaksana semuanya.
Gue dipilih untuk membagikan berkat Tuhan untuk orang-orang disana.

Jujur ajah.
Awal bangetnya gue  ngerasa bangga dan biasa ajah. 
Gue bangga karna boleh membawakan firman, dan gue ngerasa biasa ajah karena dulu gue sudah agak sering kotbah semasa SMA.
Tapi semakin mendekati hari H, semakin gue sadar kalau yg gue rasain itu bukan bangga dan biasa, tapi kesombongan.
Tuhan menyadarkan gue kalau yg gue rasakan justru kesombongan bukannya kebanggaan.
Kalian tau bagaimana Tuhan menyadarkan gue?
Sampai hari H, kotbah gue belum kelar juga gue buat. 
Dan gue ngerasa desperate banget saat itu.

Tapi justru melalui ke-desperate-an itu lah Tuhan lebih mudah menunjukkan kuasanya.
Dua minggu gue engga berhasil menyusun, tapi di detik-detik terakhir Tuhan membantu gue menyelesaikan kotbah dalam waktu 2 jam melalui bantuan mommy dan beberapa orang lainnya.
Wow! Isn't it Awesome? No. I mean, what an awesome God, He is!

Bahan kotbah gue kelar, tapi gue masih merasakan ada rasa sombong dalam benak gue.
Gue engga bisa tenang. Ada rasa yang mengganggu.
Terus gue putuskan untuk berdoa, berdoa dan berdoa. Karna gue tau hanya Tuhan yang bisa bantu gue melewati semua nya ini.
Sepanjang perjalanan kesana gue berdoa dalam hati.
Sepanjang kebaktian skolah sabat gue pun berdoa dalam hati.
Dan tibalah jam kotbah. 

Jeng jeng jeng jengggg.
Gue dagdigdug engga karuan.
Terus gue berdoa, berdoa dan berdoa.
Dan kemudian tiba lah jam kotbah.
Gue maju, dan ngomong kalimat pembukaan. Gue masih dag dig dug.
Terus gue pimpin doa.
Terus kotbah pun dimulai.
Gue mengawali dengan kata-kata yang agak-agak pletat pletot.
Terus gue tarik napas dalam-dalam, gue liatin muka team pelayanan gue yang saat itu lagi tersenyum. 

Gue ngeliat muka mereka saat itu seperti muka malaikat yang lagi bilang, "Tuhan menyertai mu, gish"

Dan hal itu juga yang perlahan membuat gue tenang. 
Karena gue yakin Tuhan beserta gue saat itu.
Lalu kotbah gue pun berjalan.
Rasanya tenang banget. Emang kayaknya itu Tuhan yang berbicara melalui bibir gue.
Gue bisa enjoy menceritakan semua pengalaman-pengalaman kerohanian gue bersama Tuhan, dan kesaksian-kesaksian lainnya.

Terus pas kotbah gue udah sekitar tinggal 1/3 bagian lagi, gue liat jam, sudah jam 12lewat 5, trus gue liat ekspresi masing-masing umat Tuhan disitu beragam banget.
Gue liat ada seorang oma-oma yang berdiri dari kursinya ke arah pintu, pak pendeta nya yang juga udah mulai seperti ngantuk dan yang lainnya.

Tapi kembali lagi, teman-teman team pelayanan gue disitu tetap memancarkan senyum-senyum malaikat yang membuat gue bisa kembali tenang.
Dan akhirnya kotbah gue pun kelar jam 12 lewat 15.
terus habis itu lagu tutup dan doa tutup.
Perasaan gue sudah lega, karna firman Tuhan itu sudah berhasil gue sampaikan dengan baik.
Terus tibalah saat-saat bersalaman.

Jujur, disitu gue sedikit mengharapkan ada yang akan memberikan gue semangat dengan bilang, "wah puji Tuhan, kita terberkati"
Tapi gue sadar. Saat gue mengharapkan itu, berarti gue sudah bukan meninggikan Tuhan lagi, tapi sudah mulai meninggikan diri.
Akhirnya gue coba hapuskan harapan gue itu, karena yang berbicara barusan adalah Tuhan, bukan gue sendiri.

Tapi Tuhan memang seperti ingin gue dapat semangat untuk berani menjadi perpanjangan bibir nya untuk penginjilan.
Disitu mereka menyalami gue dengan senyum penuh berkat, dan bilang, 

"terimakasih sudah berbagi berkat melalui kesaksian dalam kotbah tadi, kami rasanya jadi ingin juga mengalami hal yang sama agar bisa juga berbagi"

Rasanya damai banget waktu mereka bilang itu.
dan yang paling membuat gue merasa terharu adalah, oma yang td gue liat keluar ternyata bukan ngantuk, tapi hanya mau ketoilet. 
Terus sebelum kami pulang, oma itu peluk gue sambil bilang, 
"terima kasih sudah hadir dan membagikan kasih Tuhan buat oma. Semoga Tuhan memberkati kamu, dan papa mama kamu"

Tuhan nunjukin ke gue, saat gue bersedia dipakai untuk pelayanannya, engga hanya gue, tapi keluarga gue juga akan kebagian berkat! 
Bahagia, damai, sukacita karna semua pelayanan kami berjalan dengan lancar dan dapat menjadi berkat untuk mereka.
Dan engga hanya itu, sepulang dari situ kami jadi lebih bersemangat untuk dapat melayani di jemaat-jemaat lain, untuk berbagi kasih Tuhan pada mereka.
wah! Menjadi berkat untuk sesama itu indah!

Yuk guys yuk!
Come and join us dalam pelayanan-pelayanan berikut nya.
Supaya kalian juga bisa merasakan indahnya melayani dan berbagi! ;)
Semoga postingan kali ini jd berkat buat reader juga yah!

Tuhan memberkati

-gish!

Komentar

Postingan Populer